Langsung ke konten utama

Solo Trip ke Istanbul Oktober 2022

Terakhir solo trip di tahun 1990, akhirnya terlaksana lagi di bulan Oktober 2022. Awalnya deg-degan juga karena sudah lama banget gak solo trip tapi begitu saatnya tiba ternyata perasaan berubah menjadi tenang dan siap..
Saat melewati imigrasi di bandara soekarno hatta pertanyaan petugas tak terlalu banyak, hanya kemana, pulangnya kapan, tujuannya apa... 
Penerbangan menuju Istanbul menggunakan Etihad airlines dan saya sudah reserved seat karena saya ingin duduk di aisle dan tidak jauh dari toilet.

Perhentian pertama di Abudhabi airport, agak getun juga kenapa waktu itu beli etihad kok ngga emirates.. karena untuk transit 12 jam an di sini kurang nyaman. Saya hanya membeli sebotol air putih dari vending machine dengan menggunakan kartu kredit karena saya tidak ingin menukar uang di Abudhabi. 
Setelah mondar mandir berjam jam, beruntung sekali saya menemukan kursi malas..
Saat rebahan terdengar suara orang berbahasa Indonesia di dekat saya, ternyata seorang wanita muda.. senang sekali tahu dia juga pergi ke Istanbul dengan airline yang sama. Gadis Bali yang sudah bekerja di Izmir 2 tahun ini memberi saya sebuah Istanbulkart.... di kemudian hari alangkah bersyukurnya saya mendapat kartu ini karena ternyata gak semudah itu mendapatkannya di stasiun2 di Istanbul.
untuk mbak yang baik hati, terimakasih banyak atas pemberiannya... Semoga Tuhan membalas kebaikan mbak dengan balasan yang jauh lebih baik... Aamiin...

Akhirnya lanjut penerbangan ke Istanbul selama 4 jam 50 menit. Di imigrasi malah gak ditanya apa-apa, langsung distempel... melengganglah saya untuk mengambil bagasi.
Sebelum berangkat, saya sering melihat video di youtube mengenai bandara Abudhabi, Istanbul jadi saya sangat terbantu untuk cepat mengenali area menuju stasiun Havaist di lantai bawah bandara Istanbul. 
Saya berjalan menuju loket Havaist untuk membeli karcis menuju Aksaray seharga sekitar 57TL. Saya tak perlu menunggu terlalu lama di peron 12. 
Perjalanan tak memakan waktu sampai 1 jam, tibalah di aksaray (tepatnya di sebrang Aksaray Metro Istasyonu). Kebetulan saya menginap di Star City Hotel selama 2 malam. Hotel ini letaknya di depan pemberhentian bis Havaist. Jadi saya tidak kesulitan mencari cari hotel dan tak perlu capek-capek jalan.
Staf hotel yang membantu saya sangat ramah dan baik hati, ternyata dia punya teman orang Indonesia, dia menolak dengan santun saat saya ingin memberinya tip. (Terimakasih yaa...)

Ini kali pertama saya ke Istanbul, dari kamar hotel terdengar indahnya lantunan suara adzan dari beberapa masjid yang ada di area sekitar dan juga suara burung camar yang beterbangan di langit dan bertengger di atap. Suka sekali saya memandang dari jendela kamar. Pernah saya membaca komplain beberapa orang di internet tentang suara-suara itu, entahlah mengapa mereka merasa terganggu. Bagi saya inilah kekhasan suatu daerah, kita akan tahu kita ada dimana dan kita akan merindukannya..

Jadwal breakfast jam 7 - 10 pagi. Saya turun ke ruang breakfast sekitar jam 7 lebih, ternyata sudah ada beberapa orang di ruangan tersebut. Dan saya lihat di luar orang-orang juga sudah mulai beraktivitas. 
Menu sarapan yang disediakan sangat beragam... saya suka sekali melihat banyak ragam keju yang dihidangkan... dan ahhh ada borek, dolma, simit yang sangat ingin saya cicipi.
Saya kasih nilai 9 out of 10 untuk menu sarapan di hotel ini. Bener-bener turkish breakfast deh yang terkenal dengan banyak ragamnya itu... haha

Setelah sarapan, saya berjalan menuju Stasiun Metro di sebrang hotel. Belum pukul 8 pagi tapi orang-orang tampaknya sudah sibuk dengan pekerjaannya. Banyak kafe, resto kecil, toko, mini market di area ini yang sudah buka.
Pagi ini saya akan ke Uskudar naik marmaray. Ya, saya ingin mencoba alat transportasi ini yang akan melewati terowongan bawah laut. Jadi saya menggunakan metro dari stasiun Aksaray sebrang hotel menuju Yenikapi. Di Yenikapi station, ganti marmaray menuju Uskudar. Saat di Yenikapi station saya agak bingung kok kartu saya denied terus saat tap kartu. Saya mencoba bertanya ke seorang bapak dekat saya, bapak itu mencoba menjelaskan dalam bahasa Turki yang hanya saya kuasai tidak sampai 10 kata saja (haha..), lalu mendekat seorang Ibu yang mencoba menjelaskan juga dalam bahasa Turki tapi dari bahasa tubuhnya bisa saya tebak maksud Ibu tersebut. 
Jadi, masalahnya : saya harus top up, dan alat tidak dapat menerima uang TL 100, harus uang pecahan.. untungnya nemu uang 10 TL. Cukup deh untuk ke Uskudar.
Ibu yang baik hati itu malah ikut mengantar ke dekat metro jurusan yang harus saya naiki, dia menunjuk tas saya, menyuruh saya memegang tas di depan badan agar aman.
Terima kasih banyak Ibu dan Bapak baik hati yang sudah membantu saya, Barakallah...

Tibalah saya di Uskudar. Begitu keluar station, sumringah wajah saya..... hawa sejuk, indahnya laut, suara kicauan burung camar... Bergegas saya menyebrang menuju padestrian lane di pinggir pantai. Banyak orang yang sedang memancing... saya intip ikannya besar-besar lho. 

Senang sekali jalan menyusuri pinggir pantai, ada masjid yang cantik, kafe dan resto berjajar rapi, dan taman kecil dengan pet house dari kayu yang memang disediakan untuk anjing dan kucing liar. Sejak dari area aksaray sudah terasa bahwa penduduk negeri ini mencintai binatang... anjing kucing tampak bebas di area publik, tidur-tiduran, jinak, tidak mengganggu orang-orang yang berlalu lalang, tidak menghampiri ataupun mengendus-endus... mereka tampak santai menikmati hidup, cuek, ngga ngereken orang. Oya tampak ada pin di telinga anjing-anjing liar, sepertinya tanda bahwa mereka sudah disteril dan divaksin. Kalau kucing saya tidak melihat ada pin seperti itu. 
Saya beristirahat sebentar sambil beli teh di kedai sekitar TL 5. 
Setelah puas berjalan-jalan di Uskudar, sayapun menuju stasiun ferry untuk kembali ke Istanbul.
Saya benar-benar menikmati acara jalan-jalan sendirian ini. Ferry nya nyaman, pemandangan indah, murah lagi.... Saya turun di area Galata. Lalu lanjut jalan menuju Galataport. Saat itu sudah siang tapi area yang sering dipakai para selebram untuk foto-foto ataupun bikin video itu tidak terlalu ramai. 
Toko-toko dan resto di sepanjang area itu kurang menarik bagi saya, memang banyak berjejer rapi dan cantik... tapi yah biasa aja lah... mungkin karena saya sendirian jadi malas untuk lihat-lihat toko ataupun nongkrong di resto.

Dari Galataport, saya jalan menyebrangi jembatan menuju Yani Mosque. Saat di ujung jembatan, saya lihat ada area tok-toko kecil di underpass. Masuklah saya ke situ... wah ternyata murah-murah lho dagangannya... banyak souvenir, pakaian, macam-macam dah. 
Keluar underpass, nyebrang ke stasiun tram menuju Aksaray. 
Stasiun tram Aksaray ternyata juga tidak jauh dari Star City hotel. Sore itu saya mencoba Ne XX Simit Cafe dekat Pertevniyal Valide Sultan Mosque (Masjid indah ini tampak jelas dari stasiun tram Aksaray).
Saya suka sekali dengan Simit Cafe ini, pilihan roti dan minuman ada banyak ragam, jus juga tersedia.
Puas sekali jalan-jalan di hari pertama ini.

Hari kedua

Kali ini saya ingin ke Galata. Jam 8 pagi setelah sarapan, saya lanjut ke Galata menggunakan tram. 
Sambil menikmati udara pagi yang segar saya berjalan dari Galata station menuju Galata tower jalan-jalan kecil yang mendaki dan bertangga-tangga. Capek? Iya dong.... haha 
Bangunan bersejarah ini memang indah sekali dan terawat dengan baik. Mengingatkan saya akan film seri Gönülçelen yang mengambil set lokasi di area ini. 
Setelah jalan-jalan di sekitar situ, saya baru tahu ternyata ada jalur yang lebih mudah, yang tidak perlu mendaki-daki.... 😃
Saya melihat ada cafe cantik berwarna hijau pastel, saya pun kesitu mencoba San Sebastian cake-nya yang dilumuri saus cokelat..... nikmatnyaaaaaaa. Harga 1 porsi 70 TL.
Cafe ini kecil tapi tertata rapi dan menarik sehingga terasa lebih lapang daripada kondisi aslinya. Kue-kue yang disediakanpun terpajang begitu menggoda mata dan lidah.

Dari Galata, saya melanjutkan perjalanan menggunakan tram + funicular menuju Taksim. 
Di Stasiun Taksim sedang ada pameran foto, gratis. Sayapun menyempatkan diri untuk melihat-lihat pameran tersebut.
Lalu saya menuju  Taksim Square. Di area ini terlihat banyak petugas keamanan yang tersebar berjaga dengan senjata lengkap, saya merasa lebih nyaman dan aman dengan keberadaan mereka.
Puas berjalan-jalan di sekitar Taksim Square, saya pun menuju Hagia Sophia.

Sesampainya di pelataran Hagia Sophia, saya melihat antrian pengunjung begitu panjang berkelok-kelok.... Saat itu sekitar pukul 1 siang, saya putuskan untuk memasuki area Masjid Sultanahmed di seberangnya. Sayangnya saat itu masjid masih sedang direnovasi jadi sebagian besar areanya tertutup. 

Hari ketiga

Jam 9 pagi saya mengunjungi Istanbul University Archeological Museum yang terletak hanya beberapa langkah dari Laleli Tram station. Museum kecil ini menyimpan beberapa artefak jaman prasejarah, free entrance. Saat itu beberapa anak sekolah juga datang berkunjung, sepertinya mereka mengerjakan tugas sekolah.
Dari situ, saya menuju Cemberlitas kolom Bizantium yang terlihat jelas bila kita naik tram jalur aksaray. Lalu saya menuju Grand Bazaar.

Grand Bazaar memang tempat yang sangat menarik. Saya mencari-cari tempat yang menjual barang-barang dengan harga fixed price dan tertera, jadi saya ngga usah kuatir dengan tawar menawar.
Dapat juga aneka souvenirs seperti gantungan kunci, dompet, magnet kulkas dengan harga mulai 9 TL (saat itu kurs 1 TL sekitar Rp 890), untuk pecah belah seperti mangkuk hias, piring harga mulai 20 TL.
Ada beberapa toko yang menjual lukisan, bagus-bagus deh... pengen beli tapi harga tidak tertera.. mau nanya kuatir dimahalin. Saat itu saya beli ayran 1 cup plastik kecil dihargai 10TL (beli di minimarket sekitar 4.5 TL).
Benernya seneng sih ngubek-ubek Grand Bazaar asal kuat mental dan pinter nawar aja.... haha

Hari keempat

Jam 8 kurang saya sudah berbegas menuju Hagia Sophia. Tiba disana sekitar jam 8.30, antrian sudah sekitar 50 meter, ngga papa... kecil ini sih... Hagia Sophia dibuka jam 9 pagi.
Akhirnya Alhamdulillah.... senang sekali bisa memasuki masjid yang sangat indah ini dan bertemu dengan kucing cantik sang penjaga masjid.

Dari sini, saya berjalan menuju Gulhane parki dan Istanbul Archeological Museum

Hari kelima

Hari ini saya menginap di airbnb apartment  (https://www.airbnb.com/rooms/730810013688090188?source_impression_id=p3_1697751417_lS4GXrXibADPGo9w) di Mint Olive Residence . Tempatnya sangat nyaman. Ada shuttle bus gratis yang antar jemput ke Kanyon Mall. Levent Metro station ada di dekat Kanyon Mall. Jadi kalo mau pergi-pergi gampang sekali. 
Sedikit cerita, ini kali pertama saya menggunakan airbnb. Pemilik apartemen gampang sekali dikontak dan lancar berbahasa Inggris. Saya agak ragu dengan shuttle bus nya. Pertama kali menuju apartemen, saya menggunakan bis (cuma bayar 7TL) turun di sekitaran taman di Levent. Saya memang sudah rencana ingin mencoba dolmus, alat transportasi semacam angkot. Saya tanya ke beberapa anak sekolah yang ada di taman, dimana saya bisa naik dolmus itu. Mereka menunjukkan arah, saya pun kesana menunggu dolmus datang. Saya tunjukkan alamat ke pengemudi. Sampai di Galata caddesi, agak bingung juga saya mau turun dimana karena bangunan hampir sama semua... haha. Saya turun di depan sebuah bangunan yang seingat saya pernah saya lihat di googlemap. Ongkos dolmus 6.5 TL. Jadi total cuma habis 13.5TL dari Aksaray ke Levent.... jauh lho itu !
Saya jalan agak jauh karena ternyata saya salah turun, mestinya lebih ke depan lagi turunnya.
Pemilik apartemen sudah menunggu saya di depan gedung, orangnya ramah, menawarkan untuk membantu membawakan tas tapi saya tolak halus. Setelah mengajarkan cara masuk apartemen, lift dan buka-kunci pintu, saya pun dapat menikmati tinggal di apartemen yang nyaman ini. Apartemen terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur + living room n meja makan, washing machine... dan tentunya bersih banget, hampir seperti baru.

Hari keenam

Semalam tante dan sepupu saya datang, pagi ini kita ke Kanyon Mall. Mall ini memiliki green concept, mall yang besar tapi rimbun. Dari sini kita menuju Uskudar untuk menikmati perjalanan menggunakan feri dan santai kulineran di sebuah resto. 
Harga makanan di Uskudar lebih murah daripada Istanbul dengan porsinya yang besar. Puas banget makan disini. Perut kenyang, kantong bahagia.

Hari ketujuh

Lagi-lagi kita naik shuttle bus menuju Levent Station ke Gulhane parki. Disana kami bertemu dengan serombongan anak sekolah yang menyapa tante saya. Anak-anak itu senang sekali bisa praktek bahasa Inggris dengan tante saya. Tante sayapun sangat senang meladeni mereka.
Lalu kami menuju Topkapi palace. Antrian lumayan panjang, banyak grup dari sekolah-sekolah. Istana ini indah sekali dengan begitu banyak barang bersejarah di dalamnya. Satu yang special adalah area khusus (relic area) dimana tersimpan beberapa barang peninggalan Rasulullah S.A.W dan para sahabat. Sekali lagi harus antri panjang banget untuk memasuki area khusus ini, tak apa demi melihat semua itu... Masya Allah, Subhanallah....
oh ya, disini saya melihat beberapa rombongan grup tur dari Indonesia dan Malaysia.

Lalu kita pergi menuju Taksim Square, berjalan-jalan di sekitaran Istiklal street yang indah tak lupa menikmati kebab terkenal yang ada dekat pemberhentian tramvay.

Hari kedelapan

Siang ini penerbangan saya kembali ke Indonesia. Saya naik taksi dari Galata caddesi menuju bandara, tawar-tawaran dulu, dapat 350 TL. Drivernya baik, ramah, bahkan ketika tahu saya suka foto-foto, dia menyempatkan berhenti sambil menunjukkan saya bahwa itu lokasi yang baik untuk mengambil foto.

Proses check in, drop bagasi, imigrasi semua lancar tidak ada masalah. Saya menyempatkan makan siang dulu di bandara, yang ternyata harganya 3x lipat lebih mahal daripada di luar bandara. 

Gitu deh cerita perjalanan saya ke Istanbul kali ini. Alhamdulillah lancar, aman, selamat....





Postingan populer dari blog ini

Merawat Batu Akik Bulu Macan

Beberapa bulan ini saya terpana dengan keindahan batu akik bulu macan yang saya lihat di situs bukalapak.com. Coraknya itu lo.... lain daripada yang lain. Ada banyak orang yang menawarkan batu cincin dengan sebutan bulu macan, tapi yang saya maksudkan adalah akik bulu macan berwarna dasar hitam kecoklatan dengan corak seperti goresan goresan keemasan, asal Lumajang.... bukan jenis tiger eye atau badar besi lho ya.... Harganya mahal, apalagi yang coraknya tegas jelas menawan indahnya itu hadewww... jutaan, padahal ukuran kecil. Setiap hari browsing... akhirnya dapat 1 dengan harga 400rb, waktu datang warna hitam masih dominan dan corak keemasan masih tipis banget.... maklumlah, untung ukurannya sekitar 12x13mm. Gak papa, bisa dirawat.... akhirnya browsing lagi mencari cara merawat dan memunculkan serat di batu bulu macan. Ada satu cara yang lumayan mudah : Direndam di air kelapa. Nah sekarang masalahnya : cari air kelapa ! Mau ke pasar beli air kelapa kok males, mana 2-3 hari sekal...

Pengalaman Mengurus Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Surabaya - Waru (2017)

Tanggal 14 Pebruari 2017 Berbekal cerita pengalaman teman saya yang mengurus perpanjangan dan mengubah paspor biasa menjadi e-paspor di bulan Desember 2016 lalu dan hasil membaca beberapa blog, kami berangkat ke Kantor Imigrasi Kelas I Surabaya setelah sholat subuh hari Selasa tanggal 14 Pebruari 2017. Jam 5 pagi kami tiba disana, dan langsung tampak berjubel orang di depan pagar kantor Imigrasi. Ternyata kami harus menulis nama di daftar antrian, dan mendapat no. 170! Bapak petugas tak lupa berkata : kalau nanti tidak kebagian, bisa kembali lagi kesini nanti malam jam 9 untuk menulis nama. Saat itu kami masih PD... kan batasnya jam 10 pagi.... Entah tepatnya jam berapa pagar dibuka dan dipanggil satu per satu sesuai nomer antrian. Sekitar jam 6 pagi terdengar seruan : no 170...... saya, Pak ! begitu masuk..... wow... antrean mengekor meliuk-liuk.... Jam 7.30 aktivitas kantor dimulai, antrian dipanggil satu per satu.... banyak bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah sepuh juga ikut m...

Warung Ayam Bakar Rejosari

Kalo malas masak, makan.... bisa coba menu di warung yang satu ini. Warung Ayam Bakar Rejosari, di samping Indomaret, jalan Nginden Semolo 74 A Surabaya. Warung yang satu ini tidak pernah sepi pengunjung, selalu saja datang silih berganti untuk yang sengaja hendak makan di sana ataupun yang dibawa pulang. Tak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan menu yang kita order. Karyawan warung selalu sigap melayani pesanan. Harga yang ditawarkan termasuk ramah di kantong, apalagi warung ini tak jauh dari kawasan perguruan tinggi, tak heran kalau warung ini menjadi jujugan favorit para mahasiswa. 1 porsi ayam bakar dipatok seharga rp 11000 sedangkan ayam penyet rp 11500. Untuk 1 ekor ayam bakar/goreng harganya rp 44000. Ikan juga ada... ini nih daftar menunya Bisa dicoba kan ? Lidah saya bilang : LEZAT.......