Langsung ke konten utama

Saya dan Social Media

Jaman sekarang, siapa yang tidak tahu Facebook, Whatsapp, BBM, dst dst..... dari anak bayi (tentu aja orang tuanya sebagai operator) sampai nenek kakek sudah banyak sekali yang terbiasa dengan nama-nama itu. Anak usia 2 tahun yang rajin foto selfie kemudian upload di facebook, instagram sudah ratusan ribu jumlahnya. Kakek nenek yang rajin chattingan lewat android juga tidak kalah banyak. Pengguna dengan usia di antara ke dua grup tersebut jumlahnya malah sudah gak keruan berapa juta.


Saya mulai aktf menggunakan social media di tahun 2007an, begitu keranjingannya saya dengan ribuan teman baru dari berbagai negara.. jam berapapun saya online, selalu ada teman somewhere out there behind the screen. Tapi namanya pertemanan, selalu aja ada ketidak cocokan... setelah 4 tahun merasakan keseruan dan menyebalkannya 'hidup' di internet, saya sampai di titik jenuh. Saya melihat kehidupan nyata saya, duh..... saya sudah melalaikan orang-orang terpenting dalam hidup saya, saya sudah melalaikan pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya dapat saya kerjakan dengan lebih baik. Saat itu saya tersadar, selama 4 tahun kemanapun saya bepergian saya selalu kepikiran laptop+internet di rumah (maklum, saat itu koneksi internet via handphone masih mahal, dan wifi belum popular), saya selalu resah tanpa koneksi. Pergi rasanya ingin cepat-cepat pulang ke rumah.... untuk kembali get connected. Tak terasa..... berat badan saya menurun drastis, sekitar 12 kg lenyap dalam waktu kurang dari 1 tahun. Tanpa diet! Ramping ya.... iya dong, dan tentu saja saya jadi suka foto-foto diri (waktu itu istilah selfie belum ada). Dan saat saya sadar, saya menjadi malu sendiri.... buat apa saya lakukan semua itu?
Saya lalu sering berpikir tentang tahun-tahun sebelum saya mengenal internet..... bagaimana cara saya menghabiskan waktu? selalu saya habiskan dengan orang-orang yang saya cintai. Tanpa terganggu suara centing centing...
Saya tidak berbicara tentang manfaat internet, topik ini khusus mengenai soc med dan messenger. Kini saya melihat orang-orang yang saya cintai selalu sibuk dengan gadget mereka, suara centing centing senantiasa berkumandang.... saat saya berbicara, mereka tidak menatap saya, mereka masih asyik menatap gadget mereka. MENYEBALKAN !
Apa yang dapat saya lakukan? Memaksa mereka menghentikan aktivitas dengan gadget mereka serasa memaksakan kehendak saya pribadi. Saya rasa lebih baik saya awali dari diri saya sendiri. Saya tidak mau lagi bergantung pada social media, saya tidak mau lagi social media menghantui hari-hari saya.... sekarang kutak mau tak mau tak mau tak mau tak ! ku tak mau tak ! ya..... seperti lagunya bang haji Rhoma Irama.... hehe....
Ternyata hari-hari saya terasa lebih baik. Saya tak perlu pusing membaca status orang yang tak jarang ikut mempengaruhi suasana hati saya. Dengan berkurangnya kontak, berkurang juga banyaknya perselisihan pendapat. Kalau seseorang perlu dengan saya, mereka dapat kontak saya lewat sms atau telpon atau langsung bertemu. Saya membatasi waktu sms, telpon... jadi saya tak perlu lagi diganggu oleh nada centang centing saat tidur. Saya perlu bangun pagi dalam keadaan fresh untuk dapat bekerja dengan baik, jadi saya rasa orang lain harus mengerti itu kalau mereka menghargai orang.
Saya pribadi ternyata sering keliru menilai orang hanya dari percakapan online. Begitu banyak orang yang manis bertutur kata di social media, tetapi kenyataannya jauh berbeda.
Saya menulis ini hanya ingin mengingatkan bahwa kehidupan nyata, orang-orang sekitar yang kita cintai adalah lebih penting dari social media.

Postingan populer dari blog ini

Merawat Batu Akik Bulu Macan

Beberapa bulan ini saya terpana dengan keindahan batu akik bulu macan yang saya lihat di situs bukalapak.com. Coraknya itu lo.... lain daripada yang lain. Ada banyak orang yang menawarkan batu cincin dengan sebutan bulu macan, tapi yang saya maksudkan adalah akik bulu macan berwarna dasar hitam kecoklatan dengan corak seperti goresan goresan keemasan, asal Lumajang.... bukan jenis tiger eye atau badar besi lho ya.... Harganya mahal, apalagi yang coraknya tegas jelas menawan indahnya itu hadewww... jutaan, padahal ukuran kecil. Setiap hari browsing... akhirnya dapat 1 dengan harga 400rb, waktu datang warna hitam masih dominan dan corak keemasan masih tipis banget.... maklumlah, untung ukurannya sekitar 12x13mm. Gak papa, bisa dirawat.... akhirnya browsing lagi mencari cara merawat dan memunculkan serat di batu bulu macan. Ada satu cara yang lumayan mudah : Direndam di air kelapa. Nah sekarang masalahnya : cari air kelapa ! Mau ke pasar beli air kelapa kok males, mana 2-3 hari sekal...

Pengalaman Mengurus Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Surabaya - Waru (2017)

Tanggal 14 Pebruari 2017 Berbekal cerita pengalaman teman saya yang mengurus perpanjangan dan mengubah paspor biasa menjadi e-paspor di bulan Desember 2016 lalu dan hasil membaca beberapa blog, kami berangkat ke Kantor Imigrasi Kelas I Surabaya setelah sholat subuh hari Selasa tanggal 14 Pebruari 2017. Jam 5 pagi kami tiba disana, dan langsung tampak berjubel orang di depan pagar kantor Imigrasi. Ternyata kami harus menulis nama di daftar antrian, dan mendapat no. 170! Bapak petugas tak lupa berkata : kalau nanti tidak kebagian, bisa kembali lagi kesini nanti malam jam 9 untuk menulis nama. Saat itu kami masih PD... kan batasnya jam 10 pagi.... Entah tepatnya jam berapa pagar dibuka dan dipanggil satu per satu sesuai nomer antrian. Sekitar jam 6 pagi terdengar seruan : no 170...... saya, Pak ! begitu masuk..... wow... antrean mengekor meliuk-liuk.... Jam 7.30 aktivitas kantor dimulai, antrian dipanggil satu per satu.... banyak bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah sepuh juga ikut m...

Warung Ayam Bakar Rejosari

Kalo malas masak, makan.... bisa coba menu di warung yang satu ini. Warung Ayam Bakar Rejosari, di samping Indomaret, jalan Nginden Semolo 74 A Surabaya. Warung yang satu ini tidak pernah sepi pengunjung, selalu saja datang silih berganti untuk yang sengaja hendak makan di sana ataupun yang dibawa pulang. Tak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan menu yang kita order. Karyawan warung selalu sigap melayani pesanan. Harga yang ditawarkan termasuk ramah di kantong, apalagi warung ini tak jauh dari kawasan perguruan tinggi, tak heran kalau warung ini menjadi jujugan favorit para mahasiswa. 1 porsi ayam bakar dipatok seharga rp 11000 sedangkan ayam penyet rp 11500. Untuk 1 ekor ayam bakar/goreng harganya rp 44000. Ikan juga ada... ini nih daftar menunya Bisa dicoba kan ? Lidah saya bilang : LEZAT.......