Langsung ke konten utama

Jalanan Kini Jauh dari Aman

Saat menunggu lampu merah beralih ke hijau, sering saya merasa miris dengan perilaku banyak pengendara yang dari hari ke hari semakin semaunya sendiri. Memang tidak semua pengendara, tapi jumlah yang melakukan pelanggaran peraturan lalu lintas dari hari ke hari bertambah banyak.
Apa saja yang dilanggar ? saya buat list saja ya..
1. Pengendara roda dua tidak berhelm.

2. Melanggar lampu merah. Yang satu ini makin menjadi-jadi saja... Orang tua yang semestinya memberi contoh bagi putra putrinya, menjadi panutan yang baik malah mengajari sang anak secara langsung untuk melanggar lampu merah. Banyak orang tua yang mengantar putra putrinya ke sekolah melakukan pelanggaran. Apapun alasannya, lampu merah, kuning, hijau diatur sedemikian rupa untuk memberi kelancaran dan keamanan semua pengguna jalan. Kalau sudah seenaknya dilanggar, kecelakaan yang terjadi kan juga semakin banyak. Para orang tua yang mengajari putra putrinya melanggar mungkin tidak menyadari bahwa efeknya ke anak lebih besar dari 'sekedar' melanggar lampu merah... sang anak akan semakin terbiasa untuk melanggar peraturan-peraturan lainnya. Kalau sudah begitu, orang tua akan menyalahkan siapa ? bukankah mereka sendiri yang mengawali ajaran itu?

3. Pengendara di bawah umur. Sering sekali terlihat pengendara roda dua yang berseragam SMP... apa mereka sudah begitu sering tidak naik kelas sampai usia 17th masih SMP ya saya kurang jelas, tapi sebagian besar siswa SMP tentunya belum berusia 17 tahun... kenapa mereka bisa leluasa mengendarai kendaraan bermotor? Alasan orang tua karena kesibukan, pengiritan benar-benar tidak dapat diterima. Orang tua benar-benar telah lalai bila membiarkan putra putri mereka mengendarai kendaraan bermotor sebelum usia 17th dan tidak memiliki SIM. Pernah saya lihat sang anak SMP (tidak berhelm) menyetir motor dan sang ibu (berhelm) duduk di boncengan.... Bu, apa gak kebalik?

4. Melanggar limit kecepatan dalam kota. Batas kecepatan mengendarai di dalam kota kan sudah ada aturannya, kalau mau kebut-kebutan ya sana di area balap, bukan di jalan raya. Kalau alasannya terlambat, ya kenapa tidak berangkat lebih awal?

5. Pelanggar "Berani"... nah ini nih... semakin banyak yang berani melanggar walaupun jelas jelas ada beberapa polisi berjaga.Mereka sepertinya sadar bahwa tidak akan terkejar oleh polisi yang sedang berjaga (cuma 2 atau 3 orang). Sebelum melanggar mereka celingukan kanan kiri, begitu melihat polisi tidak awas, weeeesssssss langgar.... lolos deh.
Masih ada lagi para pelanggar bernyawa lebih, mereka ini cuek saja berkendara melawan arus.... Haduuhhh, gak tau mau komen apa.

Itu di atas cuma beberapa macam pelanggaran saja, masih banyak juga kok pengguna jalan yang mematuhi peraturan... hanya yang memprihatinkan jumlah pelanggar semakin bertambah.
Saya sangat mendambakan dapat berkendara dengan aman dan nyaman bersama pengendara-pengendara lain yang mematuhi peraturan dan menghormati pengendara lainnya.
Kenapa sih jumlah pelanggar semakin meningkat? Apakah kewibawaan aparat sudah semakin menurun sehingga walaupun jelas ada aparat tapi pelanggar tetap nekat?

Mungkin Polisi Lalu Lintas berkenan menjaga perempatan2 jalan yang padat dari segala penjuru agar jumlah pelanggar bisa lebih ditekan, menjaga dan membina... bukan menjebak. Dengan rutin menjaga, kedisiplinan pengguna jalan juga akan lebih terpelihara. Lebih baik begini daripada sering operasi SIM - STNK. Saya masih ingat beberapa tahun lalu pengendara di Surabaya tertib sekali, gak berani deh melanggar garis jalan apalagi lampu lalu lintas, para petugas selalu berjaga di sekitar lampu-lampu lalu lintas, petugas tegas memberi peringatan para pelanggar (tidak langsung main tilang apalagi tilang yang gak jelas)... tapi sekarang hal itu tinggal kenangan.

Kebijakan denda tilang memang sangat diperlukan, tapi perlu sistem yang lebih ringkas dan mudah. Yang membuka 'jalan pintas' sebenarnya kan cara pembayaran denda tilang dan pengambilan SIM/STNK yang ribet. Permudah pembayaran tilang dan pengembalian dokumen. Di jaman sekarang yang serba sibuk ini, lebih baik urusan birokrasi dibuat lebih ringkas agar tidak banyak waktu terbuang. Buat sistem barcode untuk surat tilang, pelanggar diberi waktu maksimal 1 jam untuk membayar di atm terdekat, setelah bayar, langsung kembali ke petugas untuk menyerahkan bukti pembayaran dan pengambilan SIM/STNK.Tidak perlu mengambil SIM/STNK di kantor kepolisian (cara yang bertele-tele malah membuat masyarakat semakin malas mematuhi aturan). Simpel kan? Sistem tilang yang ringkas dan cepat perlu sekali untuk disosialisasikan di berbagai media agar warga paham aturan tilang yang berlaku. Tidak sedikit juga petugas yang selalu menggunakan kata-kata : nanti ke pengadilan ya..... Kata-kata itu sudah cukup untuk membuat orang mengambil jalan pintas. Tolong deh Bapak2 dan Ibu2 yang memiliki wewenang, perbuatan yang halal dipermudah saja, sedangkan perbuatan yang haram dipersulit. Ini cuma angan-angan saya saja karena saya makin merasa tidak nyaman berkendara....
Eh pernah saat saya berkendara, begitu lewat tikungan ... ada beberapa polisi yang melakukan razia sim stnk. Saya merasa aneh, mengapa malah razia ini lebih dipentingkan daripada menjaga atau mengatur perempatan yang tak jauh dari tempat itu, yang jelas-jelas banyak sekali pengendara (terutama roda dua) yang melanggar lampu lalu lintas seenaknya. Bukankah lebih baik para polisi itu membina pengendara untuk lebih mematuhi rambu-rambu lalu lintas ? Gak taulah....

Mau naik taksi sekarang banyak pengemudi taksi yang 'gak tau' jalan. Nunggu MRT / LRT yang nyaman lama banget gak tau kapan terwujud.

Postingan populer dari blog ini

Merawat Batu Akik Bulu Macan

Beberapa bulan ini saya terpana dengan keindahan batu akik bulu macan yang saya lihat di situs bukalapak.com. Coraknya itu lo.... lain daripada yang lain. Ada banyak orang yang menawarkan batu cincin dengan sebutan bulu macan, tapi yang saya maksudkan adalah akik bulu macan berwarna dasar hitam kecoklatan dengan corak seperti goresan goresan keemasan, asal Lumajang.... bukan jenis tiger eye atau badar besi lho ya.... Harganya mahal, apalagi yang coraknya tegas jelas menawan indahnya itu hadewww... jutaan, padahal ukuran kecil. Setiap hari browsing... akhirnya dapat 1 dengan harga 400rb, waktu datang warna hitam masih dominan dan corak keemasan masih tipis banget.... maklumlah, untung ukurannya sekitar 12x13mm. Gak papa, bisa dirawat.... akhirnya browsing lagi mencari cara merawat dan memunculkan serat di batu bulu macan. Ada satu cara yang lumayan mudah : Direndam di air kelapa. Nah sekarang masalahnya : cari air kelapa ! Mau ke pasar beli air kelapa kok males, mana 2-3 hari sekal...

Pengalaman Mengurus Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Surabaya - Waru (2017)

Tanggal 14 Pebruari 2017 Berbekal cerita pengalaman teman saya yang mengurus perpanjangan dan mengubah paspor biasa menjadi e-paspor di bulan Desember 2016 lalu dan hasil membaca beberapa blog, kami berangkat ke Kantor Imigrasi Kelas I Surabaya setelah sholat subuh hari Selasa tanggal 14 Pebruari 2017. Jam 5 pagi kami tiba disana, dan langsung tampak berjubel orang di depan pagar kantor Imigrasi. Ternyata kami harus menulis nama di daftar antrian, dan mendapat no. 170! Bapak petugas tak lupa berkata : kalau nanti tidak kebagian, bisa kembali lagi kesini nanti malam jam 9 untuk menulis nama. Saat itu kami masih PD... kan batasnya jam 10 pagi.... Entah tepatnya jam berapa pagar dibuka dan dipanggil satu per satu sesuai nomer antrian. Sekitar jam 6 pagi terdengar seruan : no 170...... saya, Pak ! begitu masuk..... wow... antrean mengekor meliuk-liuk.... Jam 7.30 aktivitas kantor dimulai, antrian dipanggil satu per satu.... banyak bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah sepuh juga ikut m...

Warung Ayam Bakar Rejosari

Kalo malas masak, makan.... bisa coba menu di warung yang satu ini. Warung Ayam Bakar Rejosari, di samping Indomaret, jalan Nginden Semolo 74 A Surabaya. Warung yang satu ini tidak pernah sepi pengunjung, selalu saja datang silih berganti untuk yang sengaja hendak makan di sana ataupun yang dibawa pulang. Tak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan menu yang kita order. Karyawan warung selalu sigap melayani pesanan. Harga yang ditawarkan termasuk ramah di kantong, apalagi warung ini tak jauh dari kawasan perguruan tinggi, tak heran kalau warung ini menjadi jujugan favorit para mahasiswa. 1 porsi ayam bakar dipatok seharga rp 11000 sedangkan ayam penyet rp 11500. Untuk 1 ekor ayam bakar/goreng harganya rp 44000. Ikan juga ada... ini nih daftar menunya Bisa dicoba kan ? Lidah saya bilang : LEZAT.......