Langsung ke konten utama

Bangkok

Dapat tiket murah dari Tigerair surabaya-bangkok pp sekitar 880000 (tanpa bagasi dan no. kursi).
Penerbangan tepat waktu, tiba di Suvarnabhumi airport sekitar pukul 17.50. Senang sekali tigerair menggunakan airport ini, karena airportnya mewah, nyaman dan tersedia airport rail link. Jadi tidak perlu repot-repot lagi cari kendaraan umum lainnya. Tak lupa kami mengambil brosur-brosur bangkok yang disediakan gratis di airport, perlu sekali map nya untuk bekal jalan-jalan.
Kami menggunakan airport rail link (city line) ke stasium Ratchaprarop dengan tarif 40 baht. Ada express line, lebih mahal tapi lebih cepat. Dari stasium Ratchprarop kami jalan kaki menuju hotel kami di area Pratunum, tidak jauh.. ancer-ancernya Baiyoke sky hotel.
Begitu tiba di area Baiyoke, stan-stan pakaian bertebaran di sepanjang jalan... memudarkan konsentrasi kami mencari hotel City Inn. Kesasar 3 kali setelah bertanya pada beberapa satpam karena mereka berbicara dengan bahasa isyarat (tidak banyak orang yang berbahasa Inggris di sini). Ada 2 jalan masuk menuju hotel ini : pintu hotel dan pintu restoran Lazaa (dua-duanya milik manajemen yang sama). Lebih baik masuk melalui pintu restoran karena area sekitar lebih bersih dan tidak bau.Urusan check in mudah, kami langsung diantar ke kamar hotel. Kamar hotel bagus juga (sesuai harga lah...). Setelah istirahat sejenak, kami bergegas memulai acara lihat-lihat area Pratunum.

Semua tersedia... restoran, toko, pedagang kaki lima.. tidak perlu kuatir kekurangan tempat tujuan di area ini. Untuk yang hobi shopping, ini area yang tepat untuk menginap. Banyak sekali hotel murah-mahal bertebaran... silakan pilih sesuai selera.

Hari pertama kami mulai dengan minum kopi susu di pedagang kaki lima Pratunum. Enak! Tersedia juga milo dan bangkok tea. Untuk sarapan kami beli cakue... nikmat deh rasanya.
Lalu kita jalan ke train station (ratchaprarop), beli one day ticket skytrain 120 baht (unlimited). kita sudah berencana menjelajahi bangkok dari ujung ke ujung (gak mau rugi).
Kebetulan saat itu masih ada pergolakan politik, banyak issue demonstrasi di bangkok tapi Alhamdulillah kita tidak menemui masalah sama sekali, katanya demo dikonsentrasikan di salah satu area jadi kota tetap aman dan nyaman untuk turis.
Setelah menyusuri Bangkok menggunakan skytrain, kita menuju Wat Po menggunakan Chao Praya Boat. Ternyata gak semudah bayangan kami, pemberhentian boat tidak persis sesuai peta, dan kondektur boat selalu berbahasa Thai, jadi kita tanya-tanya orang yang duduk sekitar kita, kebetulan ada Ibu yang duduk di belakang kami bisa berbahasa Inggris menjelaskan dimana kita harus turun dan arah menuju Wat Po.
Kuil Wat Po indah sekali dan patung Sleeping Buddha yang full emas ternyata besar sekali... Sebenarnya kita masih ingin mengunjungi Grand Palace yang terletak tak jauh dari Wat Po tapi hari sudah menjelang magrib, kuatir kemaleman nanti bingung lagi waktu naik boat untuk kembali ke train station.

Malam hari kami kembali disibukkan acara menyusuri Pratunam, heran juga... baju-baju yang dijual di situ begitu cepat berganti model, jadi selalu aja ada yang baru.
Keesokan harinya kita menuju Platinum yang katanya mall terbesar... wahhh rata-rata turis yang berkunjung ke Pratunum selalu diiringi tas trolley ukuran JUMBO!
Dari sini kita naik skytrain lagi menuju Jim Thomson Museum. Baru berjalan sedikit setelah turun dari station, kita melihat golf car yang membawa turis menuju JTM gratis! Kalo kita cuma mau melihat-lihat museum ini di area halaman, gak perlu bayar.... tapi lebih asyik lagi kalo kita bayar tiket masuk. Guide sudah menunggu kita untuk mengantar kita berkeliling dan menceritakan seluk beluk museum. Guide kami gadis Thai yang cantik, ramah dan suka melucu, jadi senang sekali bisa berkunjung ke tempat ini.



Lalu kita menuju Siam Paragon. Di sini barangnya bagus-bagus, makanannya juga... tapi mahal mahal.. hehe!


Hari ke 4 adalah hari terakhir kami di Bangkok, pagi hari kami habiskan untuk berkeliling Pratunum lagi (biasa, belanja oleh-oleh yang masih kurang dan kurang melulu).. Karena pesawat kami baru akan terbang di sore hari, kami menitipkan barang-barang kami di hotel.
Tiba di Airport Suvarnabhumi lega rasanya bertemu trolley karena barang-barang bawaan kami alamak beratnya.... Padahal sebelum berangkat ke Bangkok saya sudah wanti wanti diri sendiri untuk tidak banyak berbelanja. Tapi setelah di Bangkok.... gimana bisa menahan diri... barang-barang murah dan kualitasnya juga bagus..
Untung airport ini indah, jadi bisa jalan-jalan lagi sambil nunggu boarding. Sayangnya wifi kurang baik walaupun kita sudah dapat password untuk koneksi tapi susah sekali untuk connect.

Oya, kita berencana makan malam di airport ternyata susah cari makanan halal, jadi kita pikir lbh baik order di pesawat tapi ternyata di pesawat cuma kebagian pop mie.... huhuhu..... laperrrrr...

Kesimpulannya, kalo jalan-jalan ke Bangkok pastikan tidak usah membawa banyak barang saat berangkat, tapi pastikan bagasi yang cukup saat pulang..... Haha!
Dan pastikan pre order meal di pesawat kalo memang punya rencana makan di airport.





Postingan populer dari blog ini

Merawat Batu Akik Bulu Macan

Beberapa bulan ini saya terpana dengan keindahan batu akik bulu macan yang saya lihat di situs bukalapak.com. Coraknya itu lo.... lain daripada yang lain. Ada banyak orang yang menawarkan batu cincin dengan sebutan bulu macan, tapi yang saya maksudkan adalah akik bulu macan berwarna dasar hitam kecoklatan dengan corak seperti goresan goresan keemasan, asal Lumajang.... bukan jenis tiger eye atau badar besi lho ya.... Harganya mahal, apalagi yang coraknya tegas jelas menawan indahnya itu hadewww... jutaan, padahal ukuran kecil. Setiap hari browsing... akhirnya dapat 1 dengan harga 400rb, waktu datang warna hitam masih dominan dan corak keemasan masih tipis banget.... maklumlah, untung ukurannya sekitar 12x13mm. Gak papa, bisa dirawat.... akhirnya browsing lagi mencari cara merawat dan memunculkan serat di batu bulu macan. Ada satu cara yang lumayan mudah : Direndam di air kelapa. Nah sekarang masalahnya : cari air kelapa ! Mau ke pasar beli air kelapa kok males, mana 2-3 hari sekal...

Pengalaman Mengurus Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Surabaya - Waru (2017)

Tanggal 14 Pebruari 2017 Berbekal cerita pengalaman teman saya yang mengurus perpanjangan dan mengubah paspor biasa menjadi e-paspor di bulan Desember 2016 lalu dan hasil membaca beberapa blog, kami berangkat ke Kantor Imigrasi Kelas I Surabaya setelah sholat subuh hari Selasa tanggal 14 Pebruari 2017. Jam 5 pagi kami tiba disana, dan langsung tampak berjubel orang di depan pagar kantor Imigrasi. Ternyata kami harus menulis nama di daftar antrian, dan mendapat no. 170! Bapak petugas tak lupa berkata : kalau nanti tidak kebagian, bisa kembali lagi kesini nanti malam jam 9 untuk menulis nama. Saat itu kami masih PD... kan batasnya jam 10 pagi.... Entah tepatnya jam berapa pagar dibuka dan dipanggil satu per satu sesuai nomer antrian. Sekitar jam 6 pagi terdengar seruan : no 170...... saya, Pak ! begitu masuk..... wow... antrean mengekor meliuk-liuk.... Jam 7.30 aktivitas kantor dimulai, antrian dipanggil satu per satu.... banyak bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah sepuh juga ikut m...

Warung Ayam Bakar Rejosari

Kalo malas masak, makan.... bisa coba menu di warung yang satu ini. Warung Ayam Bakar Rejosari, di samping Indomaret, jalan Nginden Semolo 74 A Surabaya. Warung yang satu ini tidak pernah sepi pengunjung, selalu saja datang silih berganti untuk yang sengaja hendak makan di sana ataupun yang dibawa pulang. Tak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan menu yang kita order. Karyawan warung selalu sigap melayani pesanan. Harga yang ditawarkan termasuk ramah di kantong, apalagi warung ini tak jauh dari kawasan perguruan tinggi, tak heran kalau warung ini menjadi jujugan favorit para mahasiswa. 1 porsi ayam bakar dipatok seharga rp 11000 sedangkan ayam penyet rp 11500. Untuk 1 ekor ayam bakar/goreng harganya rp 44000. Ikan juga ada... ini nih daftar menunya Bisa dicoba kan ? Lidah saya bilang : LEZAT.......