Langsung ke konten utama

Pengalaman Booking Hotel Yang Tidak Terlupakan

Kami booking Yilan Hotel Beijing sekitar 7 bulan sebelum keberangkatan karena ada Hot Deal. Lumayan untuk menginap 2 malam kami mendapatkan tarif tp 900ribu an. Lokasi hotel tak begitu jauh dari stasiun metro Dongsi, Forbidden city, Wangfujing.
Sekitar jam 21.30 malam kami mencapai stasiun Dongsi. Tampak ceceran salju di sana sini, suhu udara sekitar -12 C. Kami keluar dari exit C di jalan North Dongsi. Tampak Dongsi South di seberang jalan. Namun perempatan yang harus kami sebrangi tak bisa dibilang kecil. Kami ragu bisa sampai ke seberang saat lampu hijau pejalan kaki telah berubah menjadi merah. Jalanan Beijing ternyata besar besar....
Benar juga, kami masih di tengah tengah perempatan saat lampu pejalan kaki telah berubah merah. Untung mobil memberi kami kesempatan untuk jalan dahulu....
Di tengah gelapnya malam dan dinginnya suhu minus kami menyusuri Dongsi South, tak jauh tampak masjid Dongsi. Dari map yang sudah terlebih dahulu saya pelajari, Yilan Hotel berada hanya beberapa meter dari masjid Dongsi dan 7 eleven.
Sampai di tempat, kami tolah toleh sana sini... tak nampak tulisan Yilan Hotel. Yang ada di no. 33 Dongsi South adalah bangunan yang sedang direnovasi dan tampak tulisan Hi Inn yang masih kinyis kinyis.
Akhirnya kamipun bertanya pada seseorang yang sedang berdiri di halte bus, orang itu meyakinkan kami bahwa itu tempat yang kami cari. Untuk lebih yakin, kami bertanya lagi di 7 eleven (atau toko semacam 7 eleven) petugas di situpun meyakinkan kami tempat yang sama.
Wow.... malam malam dan dingin begini..... untung kami hanya membawa ransel, bayangin kalo bawa koper... haha ! Kami harus cari tempat bermalam untuk malam itu. Soal hotel ini agoda akan kami kontak sekembali ke Indonesia.
Setelah kami kembali tiba di Indonesia, saya langsung kontak agoda melaporkan hotel yang tidak kami temukan. Tak berapa lama email saya langsung dibalas dan saya mendapatkan refund yang dikirim ke kartu kredit saya (tentu saja baru akan muncul di laporan bank di bulan berikutnya), katanya saya juga mendapatkan kompensasi atas kejadian ini. Lihat aja nanti ya di laporan bank.....
Tapi saya tetap bersyukur, agoda ternyata dapat dipercaya. Terima kasih agoda.

Postingan populer dari blog ini

Merawat Batu Akik Bulu Macan

Beberapa bulan ini saya terpana dengan keindahan batu akik bulu macan yang saya lihat di situs bukalapak.com. Coraknya itu lo.... lain daripada yang lain. Ada banyak orang yang menawarkan batu cincin dengan sebutan bulu macan, tapi yang saya maksudkan adalah akik bulu macan berwarna dasar hitam kecoklatan dengan corak seperti goresan goresan keemasan, asal Lumajang.... bukan jenis tiger eye atau badar besi lho ya.... Harganya mahal, apalagi yang coraknya tegas jelas menawan indahnya itu hadewww... jutaan, padahal ukuran kecil. Setiap hari browsing... akhirnya dapat 1 dengan harga 400rb, waktu datang warna hitam masih dominan dan corak keemasan masih tipis banget.... maklumlah, untung ukurannya sekitar 12x13mm. Gak papa, bisa dirawat.... akhirnya browsing lagi mencari cara merawat dan memunculkan serat di batu bulu macan. Ada satu cara yang lumayan mudah : Direndam di air kelapa. Nah sekarang masalahnya : cari air kelapa ! Mau ke pasar beli air kelapa kok males, mana 2-3 hari sekal...

Tahu Sukun 73 Malang

Ibu saya paling suka TAHU, salah satu favorit beliau adalah Tahu Sukun 73 Malang. Teksturnya lembut, rasanya sedap... pokoknya PAS untuk selera ibu saya. Jika berkunjung ke Tahu Sukun 73 yang berlokasi di jalan S. Soepriadi Malang kita bisa melihat langsung proses pembuatan tahu. Di dekat pintu masuk juga ada Toko Camilan Oleh-oleh khas Malang.

Pengalaman Mengurus Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Surabaya - Waru (2017)

Tanggal 14 Pebruari 2017 Berbekal cerita pengalaman teman saya yang mengurus perpanjangan dan mengubah paspor biasa menjadi e-paspor di bulan Desember 2016 lalu dan hasil membaca beberapa blog, kami berangkat ke Kantor Imigrasi Kelas I Surabaya setelah sholat subuh hari Selasa tanggal 14 Pebruari 2017. Jam 5 pagi kami tiba disana, dan langsung tampak berjubel orang di depan pagar kantor Imigrasi. Ternyata kami harus menulis nama di daftar antrian, dan mendapat no. 170! Bapak petugas tak lupa berkata : kalau nanti tidak kebagian, bisa kembali lagi kesini nanti malam jam 9 untuk menulis nama. Saat itu kami masih PD... kan batasnya jam 10 pagi.... Entah tepatnya jam berapa pagar dibuka dan dipanggil satu per satu sesuai nomer antrian. Sekitar jam 6 pagi terdengar seruan : no 170...... saya, Pak ! begitu masuk..... wow... antrean mengekor meliuk-liuk.... Jam 7.30 aktivitas kantor dimulai, antrian dipanggil satu per satu.... banyak bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah sepuh juga ikut m...