Langsung ke konten utama

Little India, Singapore

Area ini menjadi pilihan saya untuk menginap saat berkunjung ke Singapore karena halal food sangat mudah didapat di area ini, Mustafa center yang buka 24 jam ada di sini, mrt station, masjid, mall, toko souvenir, sim card, money changer ada. Taxi juga sliweran.
Kali ini hotel yang saya pilih untuk tempat kami menginap adalah Arianna Hotel yang berada di jalan Syed Alwi, tepat di seberang Mustafa center. Jendela kaca biru hotel mudah sekali dikenali dari kejauhan, jadi tidak perlu kuatir kesasar.
Untuk menuju sini, kita turun di Farrer Park Station, keluar mengikuti arah Exit Birch Road. Begitu keluar, kita tinggal jalan ke kiri sudah tampak bangunan Mustafa Center tak jauh dari sana. Jalan saja lurus sepanjang pinggiran Mustafa Center, hotel Arianna berada di seberang Mustafa Center bangunan kedua.



Saat check in urusannya cepat, cuma menyodorkan print out booking Agoda, saya heran juga kok ndak diminta uang deposit ya... seneng juga meskipun dengan mendeposit uang toh nanti dikembalikan tapi bagaimanapun juga ini termasuk kemudahan..
Sebetulnya saat memesan di Agoda.com saya pilih triple room, saat check in kami diberi 2 kamar double bed tanpa charge tambahan.. Alhamdulillah, makin seneng :)

Kamar hotel tidak luas (sepertinya kamar hotel di singapore rata-rata memang tidak luas, jadi harap dimaklumi deh.. toh itu bukan masalah penting), semua fasilitas tersedia dan berfungsi dengan baik (kulkas kecil, electric kettle, cangkir, gelas, handuk, lemari kecil, kamar mandi, ac, brankas kecil, water heater, lcd tv).








Malam hari kami cari makan di pinggiran Mustafa, murah meriah dan enak.. banyak lagi porsinya.
Setelah capai jalan-jalan di sekitar situ, kami kembali ke hotel untuk beristirahat.
Pagi hari, kembali kami jalan-jalan di sekitar hotel.. untuk sarapan, saya memilih restoran prata favorit saya : Maraj. Saya suka plain prata, egg prata dan samosa yang disajikan restaurant itu.


Untuk yang suka chili crab ada chinese restaurant dekat situ yang tampak selalu ramai didatangi pengunjung.


Di area ini juga terdapat sebuah masjid tepat di ujung perempatan jalan Syed Alwi menuju Farrer Park St.


Karena segala kemudahan yang bisa saya dapat di area ini, kalau saya berkunjung ke Singapore saya akan tetap memilih untuk menginap di daerah ini lagi :)

Postingan populer dari blog ini

Merawat Batu Akik Bulu Macan

Beberapa bulan ini saya terpana dengan keindahan batu akik bulu macan yang saya lihat di situs bukalapak.com. Coraknya itu lo.... lain daripada yang lain. Ada banyak orang yang menawarkan batu cincin dengan sebutan bulu macan, tapi yang saya maksudkan adalah akik bulu macan berwarna dasar hitam kecoklatan dengan corak seperti goresan goresan keemasan, asal Lumajang.... bukan jenis tiger eye atau badar besi lho ya.... Harganya mahal, apalagi yang coraknya tegas jelas menawan indahnya itu hadewww... jutaan, padahal ukuran kecil. Setiap hari browsing... akhirnya dapat 1 dengan harga 400rb, waktu datang warna hitam masih dominan dan corak keemasan masih tipis banget.... maklumlah, untung ukurannya sekitar 12x13mm. Gak papa, bisa dirawat.... akhirnya browsing lagi mencari cara merawat dan memunculkan serat di batu bulu macan. Ada satu cara yang lumayan mudah : Direndam di air kelapa. Nah sekarang masalahnya : cari air kelapa ! Mau ke pasar beli air kelapa kok males, mana 2-3 hari sekal...

Tahu Sukun 73 Malang

Ibu saya paling suka TAHU, salah satu favorit beliau adalah Tahu Sukun 73 Malang. Teksturnya lembut, rasanya sedap... pokoknya PAS untuk selera ibu saya. Jika berkunjung ke Tahu Sukun 73 yang berlokasi di jalan S. Soepriadi Malang kita bisa melihat langsung proses pembuatan tahu. Di dekat pintu masuk juga ada Toko Camilan Oleh-oleh khas Malang.

Pengalaman Mengurus Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Surabaya - Waru (2017)

Tanggal 14 Pebruari 2017 Berbekal cerita pengalaman teman saya yang mengurus perpanjangan dan mengubah paspor biasa menjadi e-paspor di bulan Desember 2016 lalu dan hasil membaca beberapa blog, kami berangkat ke Kantor Imigrasi Kelas I Surabaya setelah sholat subuh hari Selasa tanggal 14 Pebruari 2017. Jam 5 pagi kami tiba disana, dan langsung tampak berjubel orang di depan pagar kantor Imigrasi. Ternyata kami harus menulis nama di daftar antrian, dan mendapat no. 170! Bapak petugas tak lupa berkata : kalau nanti tidak kebagian, bisa kembali lagi kesini nanti malam jam 9 untuk menulis nama. Saat itu kami masih PD... kan batasnya jam 10 pagi.... Entah tepatnya jam berapa pagar dibuka dan dipanggil satu per satu sesuai nomer antrian. Sekitar jam 6 pagi terdengar seruan : no 170...... saya, Pak ! begitu masuk..... wow... antrean mengekor meliuk-liuk.... Jam 7.30 aktivitas kantor dimulai, antrian dipanggil satu per satu.... banyak bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah sepuh juga ikut m...